Kuliah Umum Manajemen Bisnis Kehutanan
Departemen Manajemen Hutan di Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University telah mengadakan kuliah umum bagi program Pascasarjana yang mengambil mata kuliah Manajemen Bisnis Kehutanan. Kuliah umum tersebut berlangsung secara online pada tanggal 31 Mei 2024.
Kuliah umum dimulai dengan sambutan dari penanggung jawab mata kuliah yaitu Prof. Hardjanto dilanjutkan dengan sambutan dari ketua Departemen Manajemen Hutan Bapak Dr. Soni Trison. Kuliah umum ini menghadirkan Bapak Dr.Ir. Soewarso, M.Sc, IPU sebagai narasumber narasumber pada kuliah umum kali ini.
kuliah umum kali ini menyoroti peluang dan tantangan multiusaha kehutanan. Dr.Ir. Soewarso, MSc, IPU, Wakil Ketua Umum APHI, menyajikan fakta bahwa hasil hutan kayu hanya menyumbang 5% dari potensi sumber daya hutan, dengan potensi pengembangan hutan berbasis kayu (HHBK) mencapai 95%. Paparan Ditjen PHL KLHK menyatakan bahwa luas kawasan hutan Indonesia hanya 5% dari total Kawasan Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
Dr Soewarso juga menyoroti pentingnya pengelolaan hutan lestari berbasis ekosistem lanskap (PASCA UU CIPTA KERJA) dengan pendekatan yang berkelanjutan secara ekologis, sosial, dan ekonomis. “Namun, rendahnya produktivitas hutan, kontribusi rendah terhadap PDB nasional, dan tantangan dalam pengelolaan hutan produksi menjadi fokus perhatian” ungkapnya. Selain itu pada kuliah umum ini juga menyoroti perlunya multiusaha kehutanan (MUK) sebagai mesin pertumbuhan baru bagi sektor kehutanan, dengan penekanan pada permintaan HHBK dan jasa lingkungan yang terus meningkat. “Namun, implementasi MUK dihadang oleh kendala regulasi, sumber daya manusia, dan pembiayaan” jelasnya. Selanjutnya Dr Soewarso mengatakan bahwa “analisis SKHA 2024 menunjukkan bahwa terdapat isu utama seperti fleksibilitas izin yang rendah, keterbatasan keterampilan teknis, dan kesulitan dalam mendapatkan pendanaan”. Meskipun demikian, potensi multiusaha kehutanan berbasis kluster industri dalam berbagai sektor seperti pangan, energi, farmasi, dan kosmetika memberikan harapan untuk perkembangan yang lebih luas. Dengan memperhatikan tantangan dan potensi ini, langkah-langkah strategis diperlukan untuk mengoptimalkan implementasi MUK dan meningkatkan kontribusi sektor kehutanan terhadap perekonomian nasional, Jelas Dr Soewarso.