- Beranda
- Departemen
- Dosen
- Pendidikan
- Penelitian
- MAHASISWA
- Alumni
- Galeri
- Bahasa/Language
“Forest Management Students’ Club”
Himpunan Mahasiswa Manajemen Hutan IPB mempersembahkan:
Seminar NEST (National Environmic and Social Talk) 2019. .
.
???? Tema : “Kolaborasi Para Pihak dalam Penguatan Usaha Perhutanan Sosial di KPH”
.
Pembicara :
1. Ahmad Sundarwan (HKm Tanggamus)
2. Fajar Sumantri (Konsorsium Kotaagung Utara)
3. Warsito (Rumah Konspirasi)
4. Diki Setiadi Permana (Tim Ekspedisi) .
Read more
Assalamualaikum Wr. Wb
Selamat malam akang teteh.
Fun Night 2019 hadir sebagai wadah apresiasi di Fahutan untuk pertama kali. Acara ini diadakan untuk menumbuhkan semangat berprestasi bagi mahasiswa fakultas kehutanan di bidang apapun.
Acara ini bersifat terbuka untuk umum bagi seluruh civitas kehutanan. Maka kami dengan hangat mengundang kamu untuk datang dan ramaikan:
???? Audit Sylva Pertamina ???? 1 November 2019 ???? 18.30
Akan ada malari gratis bagi semua yang datang. Juga ada penampilan menarik dari mahasiswa fahutan dan penampilan spesial dari Bibitelan Band!
Kami tunggu kehadiran kalian
Fahutan?! ASIK!
untuk informasi lebih lanjut ???? 082282423242 (Rio)Read more
Perhutanan Sosial merupakan program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang bertujuan melakukan pemerataan ekonomi serta mengurangi ketimpangan ekonomi melalui tiga pilar, yaitu: lahan, kesempatan usaha dan sumberdaya manusia. Masyarakat di sekitar kawasan hutan berhak mengelola hutan Negara seluar 12,7 juta hektar yang tersebar di seluruh Indonesia dan dapat diakses melalui Peta Indikatif dan Areal Perhutanan Sosial (PIAPS). Adapun pengelolaan kawasan hutan ini terbagi menjadi lima skema, yaitu Hutan Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Adat (HA), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), dan Kemitraan Kehutanan.
Demi menjunjung Tri Dharma Perguruan Tinggi, Himpunan Mahasiswa Manajemen Hutan Forest Management Students’ Club (FMSC), Fakultas Kehutanan, IPB akan melaksanakan Ekspedisi Manajemen Hutan yang mengangkat tema Perhutanan Sosial agar anggotanya dapat belajar dan mengimplementasikan ilmunya secara nyata di masyarakat.
Ekspedisi Manajemen Hutan merupakan salah program kerja Himpunan Mahasiswa Manajemen Hutan Forest Management Students’ Club (FMSC) IPB yang secara rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Terhitung dari tahun 2018, Ekspedisi Manajemen Hutan termasuk ke dalam rangkaian kegiatan megaproker FMSC yaitu National Environomic and Social Talk (NEST) bersamaan dengan Seminar Nasional dan Lomba Esai.
Tahun ini, ekspedisi diikuti oleh 34 orang Mahasiswa Manajemen Hutan angkatan 53 dan 54 serta seorang dosen pendamping dari Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Kegiatan akan dilaksanakan pada 31 Juli s.d. 8 Agustus 2019 yang bertempatkan di Hutan Kemasyarakatan (HKm) Beringin Jaya, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
HKm Beringin Jaya dipilih karena memiliki beberapa prestasi seperti juara 1 tingkat nasional lomba wana lestari pada tahun 2016, mendapatkan pinjaman lunak senilai 1,76 miliar rupiah oleh bank BRI, mendapatkan pinjaman dana bergulir (BLU) senilai 3,3 miliar rupiah, serta kerjasama dengan lembaga ataupun perusahaan lainnya dalam bidang pemasaran hasil hutan. Dengan dilaksanakannya kegiatan di HKm Beringin Jaya diharapkan tim dapat mendapatkan ilmu yang dapat diimplementasikan oleh HKm lain.
Program kerja FMSC ini bertujuan untuk mengidentifikasi fenomena sosial, ekonomi, dan lingkungan terdampak HKm, menjalin kerjasama dengan berbagai stakeholder kehutanan (masyarakat sekitar hutan, pengelola HKm, dan pemerintahan), serta sekaligus meningkatkan kapabilitas mahasiswa kehutanan khususnya mahasiswa Manajemen Hutan IPB di bidang kehutanan. Ekspedisi juga digunakan sebagai studi kasus yang akan dibawakan pada seminar nasional tentang perhutanan sosial nantinya.
Harapannya dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa dapat mendapatkan ilmu dan pembelajaran secara nyata yang terjadi di lapang khususnya di bidang kehutanan, serta merupakan ajang mengimplementasikan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan ke masyarakat. Semoga segenap tim dilancarkan dalam melaksanakan kegiatan ekspedisi tahun ini. Aamiiin.
Setelah sukses melaksanakan Ekspedisi Manajemen Hutan yang mengangkat perhutanan sosial di KPH Produksi Unit I Kerinci, Jambi pada tahun 2018. Tahun ini, Himpunan Mahasiswa Manajemen Hutan, Forest Management Students’ Club (FMSC), Institut Pertanian Bogor akan melaksanakan Ekspedisi Manajemen Hutan 2019 di KPH Lindung Kotaagung Utara, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
Perbedaan dari ekspedisi tahun lalu adalah mengangkat program perhutanan sosial yang sudah berjalan dan menghasilkan sebuah nilai bagi masyarakat.
Ekspedisi diikuti oleh 34 orang Mahasiswa Manajemen Hutan angkatan 53 dan 54 serta seorang dosen pendamping dari Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.
Rencananya, kegiatan akan dilaksanakan pada 31 Juli s.d. 8 Agustus 2019 yang bertempatkan di Hutan Kemasyarakatan (HKm) Beringin Jaya, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
Tahun ini, Ekspedisi Manajemen Hutan mengusung tema “Strategi dan Tantangan Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan” studi kasus HKm Beringin Jaya, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
HKm Beringin Jaya memperoleh ijin berdasarkan SK Menteri Kehutanan (Menhut) No. 886/Menhut-II/2013 pada 11 Desember 2013 dan SK Bupati No.B.465/34/II/2014 pada 30-12-2014.
HKm Beringin Jaya masuk dalam wilayah Pekon Talang Beringin, Kecamatan Pulau Panggung Reg. 30 Gunung Tanggamus dengan luas lahan HKm 871 ha.
Lokasi ini dipilih karena HKm Beringin Jaya memiliki beberapa prestasi seperti juara 1 tingkat nasional lomba wana lestari pada tahun 2016, mendapatkan pinjaman lunak senilai 1,76 miliar rupiah oleh bank BRI, mendapatkan pinjaman dana bergulir (BLU) senilai 3,3 miliar rupiah, serta kerjasama dengan lembaga ataupun perusahaan lainnya dalam bidang pemasaran hasil hutan.
Komoditas yang unggulan dari HKm ini adalah kopi.
Tujuan dari Ekspedisi Manajemen Hutan 2019 ini adalah untuk mengidentifikasi fenomena sosial, ekonomi, dan lingkungan terdampak HKm, menjalin kerjasama dengan berbagai stakeholder kehutanan (masyarakat sekitar hutan, pengelola HKm, dan pemerintahan), serta sekaligus meningkatkan kapabilitas mahasiswa kehutanan khususnya mahasiswa Manajemen Hutan IPB di bidang kehutanan.
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada membuat inovasi di bidang kehutanan yang sangat fungsional untuk diterapkan. Mereka adalah Moch. Sofiyulloh (Kehutanan 2017), Ahmad Zaini Pratama (Teknologi Informasi 2016), dan Ari Febrian (Elektronika dan Instrumentasi 2016).
Ketiga mahasiswa UGM tersebut berhasil membuat alat pendeteksi illegal logging atau penebangan liar dengan memanfaatkan sensor suara dan notifikasi SMS yang dapat terhubung langsung kepada user yang memiliki aplikasi ILUTOR. Adanya inovasi teknologi ini membuat pengawasan dan perlindungan hutan menjadi lebih efektif karena secara real time akan ada pemberitahuan kepada user apabila terjadi kegiatan penebangan liar.
Hutan Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati di dunia dan Indonesia berada di urutan ketiga dari tujuh negara yang disebut sebagai Megadiversity Country. Istilah tersebut berarti hutan Indonesia menjadi rumah bagi ribuan jenis flora dan fauna dan banyak di antaranya adalah flora dan fauna endemik.
Indonesia adalah bangsa yang besar yang memiliki 120,6 juta hektare hutan atau 63 persen dari seluruh lahan (daratan) yang ada di Indonesia adalah kawasan hutan.
Berdasarkan data dari Global Forest Watch, secara keseluruhan pada tahun 2017 daerah tropis kehilangan tutupan pohon seluas 15,8 juta hektare (39 juta acre) hal tersebut sama dengan kehilangan hutan seluas 40 lapangan sepak bola lenyap dalam 1 menitnya dalam dalam kurun waktu setahun.
Berdasarkan laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2017 hanya terdapat 54,54% kasus illegal logging yang dapat ditangani, dari Informasi tersebut menandakan bahwa kasus illegal logging masih belum terselesaikan dengan baik dikarenakan keterbatasan teknologi untuk mengidentifikasi, mencegah ataupun menindaklanjuti aktivitas penebangan liar.
Berdasarkan permasalahan ini, kami dari Tim PKM Karsa Cipta Universitas Gadjah Mada, Moch.Sofiyulloh (Kehutanan 2017) Ari Febrian (Elektorika Intstrumentasi 2016), dan Ahmad Zaini Pratama (Teknologi Informasi 2016) berinovasi menciptakan alat ILUTOR (Illegal Logging Detector).
ILUTOR adalah sebuah alat pendeteksi penebangan liar dengan menggunakan basis mikrokontroler ESP32 dan microphone MAX9814 sebagai pendeteksi suara terjadinya penebangan liar di area sekitar alat nantinya.
Produk ini memiliki mekanisme alur saat terjadi penebangan liar maka alat ini akan mengirim SMS ke nomor server pusat penjaga hutan yang berisi informasi nama alat, nilai kebisingan, serta lokasi koordinat lintang dan bujur.
Alat ILUTOR ini juga terintegrasi dengan google maps sehingga keberadaan kejadiannya dapat ditemukan dengan mudah. Selain itu, semua catatan riwayat notifikasi suara penebangan liar akan disimpan dalam bentuk SMS dan dapat diakses jika diperlukan serta alat ini juga terkoneksi dengan aplikasi yang kami susun bernama ILUTOR.
ILUTOR ini memiliki fitur di antaranya adalah notifikasi terjadinya illegal logging, kampanye lingkungan, dan konten menarik lainnya.
Harapannya dengan alat ini mampu menekan terjadinya illegal logging yang sangat merugikan dan merusak lingkungan, jika alat ini mampu bekerja dengan baik di lapangan dan mampu disebarluaskan harapnnya konservasi hutan tropis Indonesia akan semakin baik